Friday, May 8, 2009

Fulus dari Usaha Mendandani Bayi dan Anak

Kali ini spa bukan monopoli orang dewasa. Di Dharmawangsa Square ada Spa Baby yang melayani anak dari bayi usia tiga bulan. Bisa jadi karena jumlah jenis salon ini masih terbatas, Spa Baby yang dirintis Dini Sembiring ini selalu dipadati ibu-ibu beserta buah hati mereka.

Jumlah salon khusus untuk anak-anak dan bayi memang masih sedikit. Sudah begitu, umumnya salon tersebut hanya menawarkan layanan potong rambut saja. Padahal kebutuhan perawatan tubuh anak dan bayi secara menyeluruh terus meningkat, khususnya untuk anak-anak yang orang tuanya sibuk bekerja di luar rumah.

Bagi Dini Sembiring, serta kakak beradik Mitzy dan Cindy Christina, hal ini adalah sebuah peluang bisnis. Ketiga ibu yang memiliki anak bawah lima tahun (balita) ini merasakan sendiri betapa susahnya mereka mencari salon anak yang menyediakan perawatan menyeluruh.

Melihat besarnya kebutuhan tersebut, enam bulan lalu dengan modal sekitar Rp 1 miliar, ketiga ibu muda ini -pun membuka Spa Baby. Salon ini menawarkan layanan menyeluruh untuk anak -anak termasuk bayi di atas umur tiga bulan.

Meski baru berusia setengah tahun, Spa Baby yang berlokasi di Dharmawangsa Square, Jakarta ini langsung menyedot banyak peminat. Di akhir pekan, salon bisa.biasanya dipenuhi 36 bayi dan anak. Tak heran Dini Cs bisa meraup omzet rata-rata Rp 1,5 juta dalam satu hari.

"Boleh dibilang Spa Baby adalah salon bayi paling komplit saat ini," ajar Dini menyebut kelebihan salonnya. Selain menawarkan layanan komplit, salon ini juga menjanjikan keamanan dan kenyamanan bagi si kecil. Mereka menggunakan alat-alat yang diimpor dari Amerika Serikat.

Tarif layanan di salon'ini cukup tinggi, bahkan lebih tinggi dari salon dewasa. Maklum, selain alat-alatnya impor, perawatan para bocah juga harus dilakukan ekstra teliti dan hati-hati.

Untuk layanan potong rambut, tarifnya Rp 100.000 - Rp 150.000. Harga paket manicure, pedicure serta masker Rp 150.000. Layanan aqua swim baby dan pijat bayi Rp 200.000. Creambath Rp 150.000 per anak. Terakhir layanan Kid Massage Rp 225.000 per anak.

Salah satu layanan favorit pelanggan di salon ini adalah aqua swim baby. Konon layanan untuk bayi usia 3-12 bulan ini satu-satunya di Indonesia saat ini. Dalam layanan ini, bayi akan berenang mengenakan pelampung khusus yang diikatkan di leher. Pelampung tersebut dirancang khusus sehingga tidak mencekik leher bayi sekaligus membuat bayi bergerak bebas.

Kolam renang bayi sendiri berupa bath tub mini berukuran 1 x1 m yang dipakai bergantian antara satu bayi dengan bayi lain. Tentu setiap berganti bayi, airnya juga diganti. Satu sesi renang, waktunya hanya 15 menit sampai 20 menit bagi bayi yang sudah terbiasa. "Swim baby ini bisa memperkuat gerakan otot bayi," ajar Dini.

Ibu berusia 31 tahun ini mengaku mendapatkan ide serta ilmu renang bayi ini dari Singapura. Di bagian renang bayi ini pengelola menempatkan petugas yang merupakan mantan baby sitter yang sudah biasa mengurusi bayi.

Dalam sehari, Dini hanya bisa menangani sampai delapan bayi yang ingin berenang. Padahal antrian bayi yang ingin berenang bisa membeludak sampai puluhan pada akhir pekan. Maka, Dini membuat paket khusus renang bayi. Misalnya paket tiga kali datang seharga Rp 500.000. Pembeli paket ini tidak perlu antri untuk mendapatkan giliran berenang.

Selain layanan renang bayi, layanan lain yang diminati adalah layanan potong rambut. Agar tak rewel, bayi yang usianya masih tiga bulan atau lebih dan anak-anak ditempatkan di kursi khusus yang unik. "Mereka bisa memilih kursi binatang mana yag disukai, serta memilih siaran televisi portabel mana yang diminati," ujar Dini.

Thursday, May 7, 2009

Berkah dari Usaha Kaus Dakwah

Anda mungkin tergelitik dengan banyolan khas yang tertulis pada kaus buatan Joger, Dagadu Yogya, atau gambar dan tulisan ala C59. Nah kali ini, dari Kota Kembang muncul lagi pendatang terbaru di bisnis kaus. Bedanya, tulisan dan gambar pada produk mereka menggunakan slogan dakwah.

"Dengan memproduksi kaus, kami ingin mewarnai dan memberi aura positif," ujar Lucky Rahmat, Manajer PT Diplus Indonesia, sang produsen kaus religi.

Bisnis kaus dakwah ini bermula dari pertemuan rutin Ihaqi, kelompok pelatihan manajemen berbasis religi dengan anggota sekitar 6.000 orang. Dari pertemuan itulah tercetus ide membuat merchandise. Erick, pemilik PT Diplus, memutuskan mencetak kaus bernada dakwah. Modal awalnya Rp 10 juta.

Awalnya, Ihaqi hanya memproduksi 100 kaus. Proses pembuatannya pun masih menumpang pada pabrik kaus kenalan Erick. Karena menuai respons bagus, Erick memproduksi lebih banyak lagi. Dari hanya kaus, ia mulai membuat pin, topi, serta tas kecil tempat mukena dan Al Quran.

Masing-masing produk selalu bergambar dan bertuliskan pesan-pesan religi, misalnya bertutiskan 'Senyum Itu lbadah" dan "Muslim Ritual Pray".

Saat ini, kata Lucky, perusahaannya memproduksi 6.000 kaus setiap dua bulan. Adapun produksi pin sekitar 5.000 buah per bulan, topi dengan tiga model sekitar 900 buah per bulan, dan tas sekitar 200 buah setiap bulan. Semua merchandise tersebut dipajang di gerai Ihaqi yang terletak di Jalan Trunojoyo, Bandung.

Untuk kaus anak-anak, Ihaqi membanderol produknya dengan harga Rp 50.000 per helai. Kaus lengan panjang untuk perempuan harganya Rp 90.000 per kaus, dan kaus lengan pendek untuk laki-laki Rp 80.000.

Lucky mengatakan, dalam sebulan bisa melego 2.500 lembar kaus, sedangkan penjualan aksesori lain, seperti pin sebanyak 2.000 unit per bulan, topi 100 buah, dan tas 100 buah per bulan. Dari penjualan itu, Lucky meraup omzet Rp 150 juta sebulan. Sekitar 20 persennya masuk kantongnya sebagai keuntungan.

Andalkan agen

Bagi Lucky, prospek bisnis ini cukup bagus. Lucky menyebut peluangnya besar karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah Muslim.

Dari mutu produk, kata Lucky, Ihaqi membidik segmen kelas menengah. "Kami tak bisa main terlalu ke bawah karena bahan baku yang kami gunakan juga bukan sembarangan," katanya, berpromosi. Sementara kelas atas, belum tentu suka dengan produk ini karena biasanya mereka lebih memilih kaus branded.

Kata Lucky, pada hajatan Ina Craft di Jakarta April lalu, produk Ihaqi ternyata banyak diminati. Bahkan, langsung mendapat tiga agen yang siap membeli produk Ihaqi dalam jumlah besar, yakni dari Bogor, Cirebon, dan Balikpapan. Mereka ini umumnya meminati kaus dan pin. Hingga berakhirnya Ina Craft, Ihaqi mampu menjual hingga 1.200 lembar kaus.

Saat ini Lucky sedang membentuk komunitas agen Ihaqi. Dia berniat merekrut agen dari tingkatan SMP, SMU, perguruan tinggi, hingga ibu-ibu pengajian. Sebab, Lucky menilai, pemasaran lewat agenlah yang paling cepat.

Jika agen sudah mencapai 50 orang, Ihaqi memberikan pelatihan entrepreneurship gratis.

Sunday, May 3, 2009

10 Jurus Pendongkrak Bisnis

Dunia bisnis juga ikut berubah secepat kemajuan zaman. Paradigma bisnis lama tidak mampu mewadahi tuntutan zaman, apalagi untuk mengatasinya. Perlu jurus-jurus baru untuk berbisnis.

Setiap orang dengan metode trial and error, cepat atau lambat pastilah bisa mengoperasikan sebuah peralatan, semisal mengoperasikan alat elektronik baru. Namun dengan adanya buku manual atau petunjuk pengoperasionalan pastilah jauh lebih membantu ketimbang orang tersebut coba-coba. Dengan upaya yang sama, seseorang yang bekerja dengan tuntunan akan jauh lebih berhasil daripada yang bekerja secara asal-asalan. Teknik-teknik untuk mencapai tujuan secara efisien inilah barangkali yang disebut sebagai sebuah jurus (orang lain bisa jadi berbeda definisi).

Kehidupan dunia bisnis pun juga tidak berbeda jauh dengan bidang kehidupan lainnya (karena pada kenyataannya bisnis memang merupakan bagian dari kehidupan yang lebih luas). Kemajuan zaman juga selalu dibarengi dengan adanya tuntutan. Paradigma berbisnis cara lama pun sudah tidak mampu lagi mewadahi apalagi mengatasi tuntutan. Perlu jurus-jurus baru tertentu agar langkah-langkah yang dilakukan pengusaha untuk mencapai tujuan berjalan efisien, baik ditinjau dari sisi dana maupun tenaga yang dikeluarkan.

Begitu pentingnya jurus, seperti buku petunjuk manual pengoperasian, kami merasa perlu untuk membagikannya kepada para pembaca sekalian. Sepuluh jurus yang kami pilih telah teruji menjadi amunisi bagi melambungnya kinerja beberapa pengusaha atau perusahaan.

Jurus Pertama: Optimalkan Otak Kanan
Jangan Anda berlaku salah dengan mengatakan bahwa otak kiri tidak penting. Tetapi Anda juga harus segera menyadari kehidupan ekonomi global tengah dikendalikan oleh orang-orang bertipe otak kanan. Kehidupan ekonomi dunia memang berhutang besar kepada orang-orang yang kemampuan otak kirinya hebat, yakni para “pekerja pengetahuan.”

Namun, kata Daniel H Pink pengarang A Whole New Mind, di dunia barat dan global pekerjaan orang-orang berotak kiri ini saat ini dengan mudah tergantikan. Pekerjaan akunting di sebuah perusahaan, yang dulunya ditangani oleh beberapa orang pegawai, kini cukup dikerjakan oleh satu orang dengan bantuan software keuangan. Bahkan pekerjaan pembuatan software itu sendiri sekarang dilakukan oleh sebuah software, tanpa banyak campur tangan ahli-ahli komputer berotak kiri.

Dalam kehidupan kita di sini (Indonesia) gejala pergeseran itu dengan mudah dapat ditunjuk. Kehidupan para seniman, yang dalam karya-karyanya lebih banyak bereksplorasi dengan otak kanan, jauh lebih baik dari masa-masa sebelumnya. Bandingkan kehidupan para pemain ketoprak zaman dulu yang harus hidup berdesak-desakan di tobong dengan kehidupan para seniman ketoprak humor yang memiliki rumah lapang lengkap dengan segala fasilitasnya. Bandingkan juga dengan kehidupan para komedian, dan seniman-seniman lainnya. Orang-orang berotak kanan jauh lebih gampang meraup pendapatan, ketimbang orang-orang berotak kiri.

Dalam bisnis keterlibatan otak kanan jauh memberikan kontribusi ketimbang otak kiri. Kreatifitas, inovasi, terobosan-terobosan bisnis melibatkan kemampuan otak kanan daripada otak kiri.

Mengapa Airplane memilih street fashion dalam mendesain produk sehingga laku di pasaran dalam dan luar negeri? Mengapa Nasi Uduk Gondangdia perlu membungkus nasi uduknya dengan daun pisang dan kenapa harus berbentuk kerucut sehingga pelanggannya rela berjubel antre untuk dilayani? Tanyakanlah kepada otak kanan para pencetusnya.

Jurus Kedua: Galilah Potensi Yang Selama Ini Diremehkan
Namanya potensi dengan sendirinya mengandung arti bahwa sesuatu itu telah ada, dan tidak perlu diciptakan. Cuma, sesuatu itu masih dibiarkan “merana” dan belum digali apalagi dipoles.

Pengalaman Nasi Uduk Gondangdia bisa dijadikan contoh. Halaman ruko wartel dan money changer-nya dibiarkan “merana” bertahun-tahun dan hanya dimanfaatkan sebagai lahan parkir. Itu pun yang memanfaatkan orang lain. Untunglah Jasmine, Jusriel Kamil, Wita dan Lisa, cepat menyadari nilai potensi lahan kosong strategis yang terletak di pinggir jalan raya ini. Setelah disulap menjadi gerai outdoor nasi uduk, lahan yang tadinya merana ini bisa menjadi pundi-pundi uang keempat keluarga tersebut. Betapa tidak, dalam sebulannya Nasi Uduk Gondangdia membukukan omset Rp 270 juta. Dalam perkembangannya, bisnis nasi uduk justru jauh lebih prospektif sehingga bisnis wartel harus mengalah.

Airplane juga jeli melihat potensi. Keberadaan sejumlah pelajar Indonesia di luar negeri bisa didapuk menjadi marketer handal untuk melakukan penetrasi pasar di mancanegara. Coba berapa dana yang harus dirogoh jika Airplane harus menerjunkan tim marketing-nya sendiri. Para pelajar pun bisa menyelam sambil minum air, belajar sambil mencari uang tambahan. Mereka pun bisa menyasar para kolega kampusnya sebagai konsumen.

Jurus Ketiga: Berdamai dengan Para Kompetitor
Dalam tingkatan tertentu kompetitor memang bisa menggerus pendapatan. Itu sisi negatifnya kehadiran kompetitor. Namun pada sisi lain kompetitor merupakan pemicu bagi pengusaha untuk berlaku efisien, inovatif dan kreatif. Sebab, pengusaha yang puas dalam posisinya terkini akan tergilas oleh kemajuan kompetitor. Juga, untuk produk-produk yang memerlukan edukasi kepada konsumen, berapa dana yang diperlukan oleh seorang pengusaha untuk mengedukasi konsumen. Dengan banyaknya kompetitor, yang tentu saja juga akan mempromosikan produknya masing-masing, membuat edukasi akan jauh lebih cepat berhasil.

Dalam kasus melejitnya popularitas bisnis bunga anthurium, bagaimana orang bisa menghargai selembar daun dengan uang jutaan rupiah jika konsumen tidak teredukasi. Dan betapa capeknya dan menguras dana jika seorang pengusaha tanaman hias anthurium melakukan edukasi sendirian.

Jurus ini juga secara jitu diterapkan oleh Herman Kosasih, bos toko onderdil jaringan Laris Jaya Motor (LJM). Satu syarat bagi calon pembeli lisensi adalah memiliki lokasi yang dalam radius tiga kilometer terdapat minimal 50 bengkel sepeda motor. Hemat Ayung, demikian ia akrab disapa, keberadaan para kompetitor ini bisa disinergikan, terutama sekali karena LJM maupun pembeli lisensinya memiliki layanan bubut reparasi. Tidak semua bengkel mau dan mampu berinvestasi membeli mesin bubut yang harganya lumayan tinggi. Dengan demikian, para kompetitor merupakan pintu masuk bagi pelanggan layanan bubut reparasi LJM.

Berkumpulnya para kompetitor di suatu wilayah tertentu, misalnya untuk onderdil motor di Jalan Raya Bogor atau Kebun Jeruk, tentu menjadi magnet tersendiri bagi pelanggan. Benak konsumen akan bekerja bahwa di mana tingkat persaingan tinggi maka harga yang akan ditawarkan pastilah kompetitif. Di mana sejumlah kompetitor berdagang di tempat yang sama, mereka pastilah akan berlomba-lomba untuk memperlengkap dagangannya. Jadi tidak ada istilah konsumen pulang dengan tangan hampa, apa pun yang dicari pastilah ada.

Jurus Keempat: Jadilah Landak, Jangan Jadi Rubah
Manusia (pengusaha) memang multi talenta. Howard Gardner, psikolog Harvard menyebut manusia memiliki delapan kecerdasan. Pengusaha (perusahaan) juga mempunyai probabalitas sukses untuk banyak jenis bisnis. Namun tak bisa dipungkiri, secara alamiah orang hanya akan mencapai kemampuan optimal untuk satu atau dua kecerdasan saja. Kecil kemungkinannya, ia mampu mengembangkan delapan kecerdasan dengan sama baiknya. Karena secara alamiah pengusaha ataupun perusahaan kemampuannya seperti ini, maka akan lebih baik ia menjadi landak daripada menjadi rubah. Artinya, tahu banyak tentang satu hal daripada tahu sedikit tentang banyak hal. Singkatnya, pengusaha (apalagi yang tidak mempunyai cukup dana untuk menggaji orang-orang hebat dan melakukan ekspansi) harus fokus ke dalam satu jenis bisnis dan menjadi yang terbaik di bisnis tersebut. Kita sering melihat perusahaan yang uangnya tidak berseri pun dan sukses dalam suatu bisnis mengalami kegagalan ketika memasuki bisnis yang lain. Ekspansi suatu perusahaan biasanya masih terkait dengan bisnis intinya, di antaranya membuat variasi produk, bukan nyelonong ke jenis bisnis lain.

Gonzo Asian, kini lebih fokus menjadi pembuat kostum anime, walau di awalnya menggeluti bisnis tas dan boneka. Untuk bisa menjadi yang terbaik di bidangnya, Gonzo selalu menimba pengetahuan seluk-beluk kostum anime. Itu sebabnya, secara khusus Gonzo mendatangkan desainer fashion yang pernah tinggal di Negeri Matahari Terbit. Gonzo ingin menjadi landak di dunia kostum cosplay.

Contoh lainnya, adalah Baba Rafi Indonesia, yang sukses memasyaratkan Kebab Turki Baba Rafi. Setelah sukses menyajikan makanan kebab, kini Baba Rafi melakukan ekspansi dengan mengakuisisi Roti Maryam Aba-Abi. Baik kebab maupun roti maryam adalah makanan yang terkait budaya Timur Tengah. Prinsip ekspansi yang dilakukan Baba Rafi masih menganut teori landak. Artinya, masih fokus ke produk makanan yang berasal dari budaya Timur Tengah, hanya varian produknya saja yang diperkayaJurus Kelima: Titik Terlemah Tumpuan Terkuat
Ketika kita berada di titik terendah, kemana pun kita bergerak pasti ke titik yang lebih tinggi. Kuncinya: kita mau bergerak tidak hanya berdiam di titik terendah. Sebaliknya, ketika kita berada di titik tertinggi ke mana pun bergerak akan menuju titik yang rendah. Ini pernah dirasakan oleh hampir semua pebisnis. Namun hampir-hampir tidak pernah diungkapkan bahwa titik terlemah adalah tumpuan terkuat. Banyak pengusaha kita yang sukses justru dari kondisi kepepet (titik nadir). Misalnya, kalah bersaing untuk bekerja di sektor formal akhirnya kepepet mendirikan usaha sendiri. Titik terlemah merupakan tumpuan terkuat juga bisa digunakan untuk menggambarkan pengusaha yang jatuh bangkrut namun tetap gigih berusaha hingga akhirnya menggapai sukses. Pandu Logistics yang didirikan oleh Dr Mohammad Bhakty Kasry dan beberapa rekannya, sebagai misal. Pandu Logistics sempat limbung pada tahun-tahun awal usahanya. Bahkan rekan-rekan Bhakty akhirnya mengundurkan diri. Tetapi Bhakty tidak menyerah dan terus menggenjot kinerja Pandu Logistics, hingga akhirnya perusahaan berkembang dan beranak pinak menjadi beberapa perusahaan dalam payung Pandu Siwi Group. Beberapa perusahaan ini menjadi salah satu perusahaan yang terdepan dalam bidangnya.

Dalam dunia komedian, kita juga banyak menemukan titik terlemah menjadi tumpuan terkuat. Beberapa kelemahan Tukul seperti Bahasa Inggris yang amburadul justru menjadi selling point. Ingat Yati yang hidungnya pesek? Ia menjadikan kelemahan itu sebagai sebuah kekuatan dan namanya pun cukup mewakili fenomena itu, Yati Pesek.

Contoh yang mengglobal adalah Buckminster Fuller penemu Kubah Geodesic. Dari royalti penemuannya Buckminster hidupnya berkelimpahan. Padahal konon kabarnya ia menyumbangkan semua hasil royaltinya. Tetapi setiap kali uangnya disumbangkan, pundi-pundinya terisi lagi. Penemuan kubah geodesic-nya berawal ketika ia merencanakan untuk bunuh diri lantaran kehidupannya yang bangkrut. Saat ingin terjun ke Danau Michigan, ia mendapat sebuah bisikan. Pesan dari bisikan itu adalah perintah agar Buckminster mengabdikan dirinya untuk kehidupan sesama. Sekalipun tidak pernah lulus dari Harvard namun Buckminster sebenarnya adalah sosok yang cerdas. Setelah mendapat bisikan tersebut ia mulai merancang untuk menemukan formula pembangunan rumah yang murah. Maka tercetuslah ide membangun rumah berbentuk kubah. Dalam perkembangannya penemuannya itu tidak hanya cocok untuk rumah tetapi juga bagi pembangunan gedung-gedung komersil bahkan hanggar pesawat. Penemuan yang luar biasa itu ia temukan justru ketika kehidupannya dalam titik terlemah.

Jurus Keenam: Memancinglah di Laut
Laut memiliki kekayaan hayati luar biasa. Jenis ikan yang ada di lautan pun sudah sulit untuk menyebutkannya, apalagi jumlahnya. Memancing di laut risikonya memang lebih besar, tetapi kita pasti akan bisa mendapatkan ikan, kecuali kita benar-benar sial. Memancing ikan di kolam, risikonya jelas lebih kecil. Namun jenis ikan dan jumlah yang kita tangkap sudah dalam dugaan kita. Sedangkan memancing ikan di laut hasilnya sangat-sangat mungkin tidak terduga. Itu artinya, pengusaha harus menetapkan target yang tinggi. Meskipun meleset kalau memanah matahari mungkin masih bisa mendapatkan burung, demikian juga ketika menembak titik tengah sasaran tembak kalau meleset masih bisa mengenai papannya.

“Kalau saya lebih suka memancing di laut, daripada memancing di kolam. Bisa jadi kita tidak mendapat apa-apa, tetapi mungkin juga kita mendapat ikan paus,” kata Perry Tristianto Tedja, dalam satu kesempatan mengambil amsal tentang penetapan target dalam berbisnis ini.

Jurus Ketujuh: Antrelah Paling Depan
Bagaimana pengalaman Anda antre tiket menonton pertandingan sepakbola dan konser musik? Pada saat Anda di depan tanpa bergerak pun sudah sampai loket penjualan tiket karena didesak para pengantre di belakang. Itu artinya, pengusaha haruslah berani menjadi pionir. Meski tak mudah, tetapi para peretas bisnis selalu menikmati kepioniran. Istilah orang lari marathon sudah mencuri start duluan.

Lihat pengalaman Aditya J Turanta ketika memunculkan ide laundry kiloan. Gampang diprediksi, bisnis yang prospektif pastilah akan banyak pengekornya. Demikian juga ketika Benresik yang menyasar segmen mahasiswa di Yogyakarta mengalami kesuksesan, bisnis laundry berkonsep kiloan langsung menjamur. Karena kepioniran inilah, Benresik bisa melesat ketika yang lain masih meraba-raba. Bahkan Benresik bisa berekspansi ke kota metropolitan mengusung nama Easy Clean sambil menggandeng sejumlah nama-nama terkenal yang terkait dengan bisnisnya.

Memang, kata Perry, menjadi pionir tidak gampang. Selain harus melakukan edukasi pasar, biaya promosi yang dikeluarkan cukup besar karena kita menciptakan pasar. Berbeda ketika kita berposisi sebagai pebisnis yang memasuki pasar yang sudah ada (penguntit) maka biaya yang dikeluarkan untuk berpromosi tidak terlalu besar. Namun beruntung bagi sang pionir, apalagi jika konsepnya sulit ditiru, maka ia sebagai penguasa tunggal dalam bisnis tersebut.

Jurus Kedelapan: Tampillah Beda
Betapa sulitnya kita untuk mencari perbedaan dari dua gambar yang mirip. Seringkali dari 10 perbedaan yang ada kita hanya menemukan enam sampai delapan titik. Itulah nasib produk Anda jika tidak berbeda dengan milik kompetitor. Dalam kondisi produk Anda mirip dengan milik kompetitor, bisa jadi seorang pelanggan sebenarnya hanya “salah” membeli produk Anda karena sebenarnya ia ingin membeli produk pesaing. Masih beruntung kalau produk Anda inferior sehingga Anda bisa mengambil keuntungan dari kemiripan produk dengan kompetitor superior Anda.

Tampil beda bukan berarti hanya dalam bentuk produk, tetapi juga pemikiran dan strategi. Lihat langkah Ayung dari LJM yang ikut menanamkan investasi dalam setiap pendirian cabang dengan mitranya. Nilai investasi yang melebihi lisensi fee, di mata pembeli lisensi sebagai suatu indikator bahwa Ayung serius memberi dukungan bagi kemajuan cabang yang didirikan bersama-sama itu. Tak aneh hanya berselang satu bulan lisensi diluncurkan sudah ada tiga mitra yang bergabung. Bahkan, di luar Pulau Jawa ada pengusaha yang tertarik untuk mendirikan delapan cabang.

Jurus Kesembilan: Banyaklah Beramal
Hukum alam: energi yang diterima sama dengan energi yang dilepaskan. Kebaikan tidak akan menuai selain kebaikan, demikian juga keburukan.

Starbuck Coffee nilai sahamnya naik 5000 persen. Apa rahasianya? Starbuck menanamkan kebaikan kepada karyawannya, kepada para mitranya, kepada para pemasok kopinya, kepada para konsumen dan kepada lingkungannya. Ujung-ujungnya Starbuck mendapat dukungan sepenuhnya dari pihak-pihak yang telah mendapatkan kebaikan dari perusahaan tersebut.

Bos Apotek Jaringan K-24, Gideon Hartono, pernah mengungkapkan,” ketika kehadiran kita membawa kebaikan kepada masyarakat maka secara timbal balik masyarakat akan mendukung bisnis kita. Itu sebabnya walau kami buka 24 jam tetapi tidak menempatkan satpam khusus di setiap gerai, karena masyarakat akan ikut serta menjaga keberadaan kita.”

Jurus Kesepuluh: Bermesralah dengan Media Massa
Selebritis, baik itu aktor maupun aktris, politikus, pimpinan eksekutif, legislatif maupun yudikatif bisa hancur reputasinya ketika sisi negatifnya disorot oleh media. Sebalikya karir mereka akan melambung, jika media selalu mengangkat perilaku positif mereka. Perusahaan juga demikian, semakin sering citra positifnya muncul di media massa, biasanya akan berbanding lurus dengan keberhasilan perusahaan tersebut. Bahkan dalam kadar tertentu kelemahan perusahaan yang diungkap oleh media massa bisa menghasilkan nilai positif, setidaknya untuk brand awareness.

Saturday, May 2, 2009

10 Tips Memulai Bisnis yang Sukses

Berikut ini 10 langkah yang bisa memandu pebisnis menyusun bisnis dam membuatnya sukses.
1. Kerjakan apa yang Anda sukai. Anda akan mencurahkan banyak waktu dan energi untuk memulai sebuah bisnis dan membangunnya menjadi usaha yang berhasil, jadi sangat penting bahwa Anda sangat menikmati secara mendalam apa yang Anda kerjakan, apakah menjalankan sewa pemancingan, mengkreasikan tembikar atau memberikan nasehat keuangan.

2. Mulai bisnis Anda ketika Anda masih bekerja. Berapa lama paling banyak orang bisa tanpa uang? Tidak lama. Dan ini akan menjadi waktu yang lama sebelum bisnis baru Anda benar-benar membukukan keuntungan. Menjadi karyawan ketika memulai bisnis berarti ada uang di saku ketika Anda memasuki proses memulai bisnis.

3. Jangan kerjakan hal tersebut sendirian. Anda membutuhkan dukungan ketika memulai bisnis (dan setelahnya). Seorang anggota keluarga atau teman yang dapat memberikan ide dan akan mendengat secara simpatik hingga hal penting tarakhir memulai bisnis tidak ternilai harganya.

4. Pertama dapatkan klien atau pelanggan. Jangan menanti sampai Anda telah secara resmi memulai bisnis hingga garis ini, karena bisnis Anda tidak dapat bertahan tanpa mereka. Kembangkan jaringan atau network, buat kontak. Jual atau berikan produk atau jasa Anda. Anda tidak dapat memulai pemasaran terlalu cepat.

5. Tulis perencanaan bisnis. Alasan penting membuat rencana bisnis adalah langkah ini dapat membantu Anda menghindari habisnya waktu dan uang mwmulai bisnis yang tidak akan sukses.

6. Lakukan riset. Anda akan mengerjakan banyak penelitian sepanjang rencana bisnis, tetapi itu barulah awalnya. Anda untuk menjadi ahli dalam industri Anda, produk dan jasa. Jika Anda telah selesai. Bergabung pada asosiasi industri atau profesional yang berhubungan dengan bisnis Anda sebelum memulai bisnis merupakan ide yang bagus.

7. Dapatkan bantuan profesional. Di satu sisi, hanya karena Anda menjalankan bisnis kecil, bukan berarti Anda harus menjadi ahli di bidang apa pun. Jika Anda bukan seorang akuntan, hire lah satu atau dua orang misalnya. Jika Anda ingin menulis kontrak, dan Anda bukanlah seorang lawyer, hire lah 1 orang. Anda akan membuang lebih waktu dan munkin juga uang untuk mencoba melakukannya sendiri pekerjaan dimana Anda tidak memiliki kualifikasi untuk mengerjakannya.

8. Dapatkan uang. Simpan jika harus, mendekati investor potensial dan pemberi pinjaman. Gambarkan perencanaan keuangan jatuh ke belakang. Jangan mengharapkan memulai bisnis dan kemudian berjalan ke dalam bank dan mendapatkan uang. Pemberi pinjaman tradisional tidak seperti ide baru dan tidak seperti bisnis tanpa pembuktian track records.

9. Jadi lah profesional semenjak memulai. Segala sesuatu tentang Anda dan cara Anda menjalankan bisnis membuat orang-orang tahu bahwa Anda seorang profesional yang menjalankan sebuah bisnis yang serius. Ini berarti mendapatkan semua pelrengkapan seperti kartu bisnis profesional, telepon bisnis, dan alamat email bisnis, dan memperlakukan orang secara profesional, cara yang sopan.

10. Jalankan hukum dan keluarkan pajak dengan benar pada kali pertama. Hal tersebut lebih sulit dan lebih mahal dibandingkan mengerjakannya setelah itu. Apakah bisnis anda butuh teregistrasi? Akankah Anda harus memiliki asuransi untuk karyawan atau deal dengan pajak gaji? Akan bagaimana bentuk bisnis yang Anda pilih mempengaruhi situasi pajak pendapatan Anda? Pelajari kewajiban pajak dan hukum sebelum Anda memulai bisnis dan mengoperasikannya.