Thursday, January 1, 2009

Zaenal Abidin, Mantan TKI yang Sukses Berwirausaha

Menekuni usaha kerajinan mutiara, Zaenal Abidin menjadi teladan bagi tenaga kerja Indonesia (TKI) yang saat pulang sukses memutar uang hasil kerjanya di luar negeri untuk usaha.



TKI sukses saat bekerja di luar negeri sudah banyak terdengar. Tapi, baru sedikit TKI purna (sebutan bagi TKI yang kembali ke Indonesia) yang sukses memanfaatkan uang serta pengalamannya untuk usaha di tanah air.

Di antara yang sedikit itu, Zaenal Abidin, mantan TKI asal Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), adalah salah seorang yang menonjol. Itu terlihat pada Ekspo TKI Purna yang diselenggarakan Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) di Padang, Sumatera Barat, lalu.

Stan Zainal yang memamerkan aneka desain kreatif batu mutiara bercampur emas dan perak milik Zaenal Abidin menjadi ''bintang'' pada pameran itu.

Enal, sapaan akrab Zaenal Abidin, merupakan salah seorang di antara 40 TKI purna yang memamerkan produk unggulannya. Salah seorang peserta dari Lombok itu memang memiliki produk yang tergolong unik dan berkelas, yaitu perhiasan mutiara.

Menurut Enal, di antara barang-barang yang dibawa, produk yang paling mahal adalah cincin bermata 60 buah berlian seharga Rp 7,5 juta. Selain itu, ada cincin bertabur mutiara seharga Rp 3,7 juta serta aneka cincin, gelang, liontin, dan bros yang dijual di bawah Rp 100 ribu.

Kaum ibu dan wanita remaja paling banyak mengunjungi stan Enal dibanding stan lain. Hanya dalam sehari pelaksanaan ekspo, stan Enal mencatat omzet sekitar Rp 4 juta. Belum termasuk pesanan dari pelanggan lama di Kota Padang senilai Rp 10 jutaan.

''Kami meraih omzet penjualan Rp 150 juta ketika mengikuti pameran Ina Craft pada 2005 di Jakarta Convention Center,'' ujar Enal kepada Jawa Pos.

Dia mengaku, keinginan berbisnis mutiara tersebut timbul setelah melihat kakak iparnya sukses dalam bisnis itu. Namun, dia mengaku kesulitan modal yang cukup besar untuk memulai. Karena itu, ketika ada kesempatan untuk menjadi TKI di Jepang, peluang tersebut tak disia-siakan. ''Saya ingin mencari modal,'' katanya.

Saat bekerja di Negeri Matahari Terbit selama 2001-2004 itulah, Enal mampu mengumpulkan modal Rp 250 juta. Dengan modal tersebut, saat pulang, dia mantap memilih menekuni usaha aksesori perhiasan dari mutiara air tawar dan laut khas Lombok.

Enal mengungkapkan, skala usahanya kian bertambah ketika badan usaha milik negara, Jamsostek, membantu mengucurkan dana pinjaman berbunga lunak sebesar Rp 50 juta.

Kini, Enal yang memiliki tujuh karyawan itu mantap mengembangkan bisnis batu mutiara di tokonya, Sakura, Jalan KH Ahmad Dahlan, Mataram. Penamaan Toko Sakura yang baru dibeli Rp 175 juta tersebut punya makna sendiri. ''Itu untuk mengenang pengalaman saya bekerja di Jepang,'' jelasnya.

Pada bagian lain, Deputi Perlindungan BNP2TKI Mardjono mengemukakan, Ekspo TKI Purna diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi calon TKI, TKI purna, keluarga, dan masyarakat untuk membangun ekonomi yang lebih baik.

Menurut dia, hambatan umum TKI purna biasanya adalah kehabisan modal, baik karena kurangnya kemampuan mengelola keuangan maupun karena konsumtif. ''Melalui Ekspo TKI Purna ini, kami ingin menunjukkan bahwa mereka bisa menjadi pionir usaha ekonomi produktif,'' ujarnya

1 comment:

  1. dear, gmn yah kalo saya mau pesan mutiara milik pak zaenal ini...bs di infoin ga contact person pak zaenal...thanks...

    ReplyDelete